Selasa, 04 Maret 2014

Sejarah Farmakologi

sejarah farmakologi toksikologi
BAB I
PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG

Farmakologi bersaral dari kata “pharmacon” (obat) dan “logos” (ilmu pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada system biologis.
Pada mulanya farmakologi mencakup berbagai pengetahuan tentang obat yang meliputi: sejarah, sumber, sifat-sifat fisika dan kimiawi, cara meracik, efek fisiologi dan biokimiawi, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotranformasi dan ekskresi, serta penggunaan obat untuk terapi dan tujuan lain.
Dewasa ini didefinisikan sebagai studi terintegrasi tentang sifat-sifat kimia dan organisme hidup serta segala aspek interaksi mereka.Atau Ilmu yang mempelajari interaksi obat dengan organisme hidup
TOKSIKOLOGI
Ilmu yang mempelajari keracunan zat kimia termasuk obat, zat yang digunakan dalam rumah tangga, industri, maupun lingkungan hidup lain. Dalam cabang ini juga dipelajari cara pencegahan, pengenalan dan penanggulangan kasus-kasus keracunan
Definisi obat                
•    Obat adalah zat kimia yang mempengaruhi proses kehidupan (Benet,1991)
•    Obat adalah substansi yang digunakan untuk merubah atau menyelidiki sistem fisiologi atau patologi untuk keuntungan si penerimanya (WHO,1966)
setiap zat kimia (alami maupun sintetik) selain makanan yang mempunyai pengaruh terhadap atau dapat menimbulkan efek pada organisme hidup, baik efek psikologis, fisiologis, maupun biokimiawi
Tujuan Pengobatan ?
􀂾 Penetapan diagnosa, pencegahan (preventif), dan penyembuhan (kuratif), simtomatik
􀂾 Pemulihan kembali (rehabilitatif) dan peningkatan kesehatan (promotif)
􀂾 Kontrasepsi


1.     TUJUAN

Mengetahui dan memahami farmakologi toksikologi secara umum
BAB II
ISI

v  Definisi Farmakologi

Farmakologi (Pharmakon = obat, logos = ilmu) 
v  ilmu tentang obat.
v  ilmu yang mempelajari interaksi obat dgn organisme hidup
v  studi terintegrasi ttg sifat-sifat zat kimia dan organisme hidup serta segala aspek interaksinya
Semula merupakan bagian dari ilmu fisiologi kedokteran
Cabang ilmu kedokteran yang mandiri (th 1907)
Mendukung pelayanan kefarmasian
Farmakologi untuk farmasis
v  Defenisi toksikologi
toksikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai kerja senyawa kimia yang merugikan terhadap makluk hidup. Pengertian toksikologi bukan hanya mengenai racun ketubuh tetapi juga obat-obatan. Toksikologi merupakan suatu disiplin ilmu yang melibatkan antara lain, ilmu-ilmu bidang biologi,kimia, patologi, fisiologi, farmakolohi, kesehatan masyarakat dan imunologi. Untuk mengetahui apakah bahan kimia dapat dikategorikan sebagai bahan beracun (toksik) maka harus diketahui lebih dahulu kadar fasilitasnya.
Tokrisitas adalah ukuran relatif derajad racun antara suatu bahan kimia dengan bahan kimia lain pada organisme yang sama.

v  Sejarah Farmakologi

Sejarah perkembangan farmakologi dapat dibagi menjadi dua periode:
1. Periode kuno, periode ini ditandai dengan observasi empirik penggunaan obat glubal (crude drugs).
    • Periode kuno (sebelum th 1700)
– Ditandai dengan observasi empirik penggunaan obat
􀃆 dapat dilihat di Materia Medika
– Catatan tertua dijumpai pada pengobatan Cina dan Mesir
– Claudius Galen (129–200 A.D.) 􀃆 orang pertama yg mengenalkan bahwa teori dan pengalaman empiric berkontribusi seimbang dlm penggunaan obat
• Theophrastus von Hohenheim (1493–1541 A.D.), atau Paracelsus
􀃆All things are poison, nothing is without poison; the dose alone causes a thing not to be poison.”
• Joha
nn Jakob Wepfer (1620–1695) 􀃆 the first to verify by animal experimentation assertions about pharmacological or toxicological actions
2. Periode modern, farmakologi modern didasarkan atas penelitian eksperimental tentang tempat dan cara kerja obat.
Perkembangan farmakologi dipacu oleh perkembangan kimia organik sintesis yang memungkinkan membuat senyawa kimia untuk ”alat penelitian” dan sebagai sarana terapi (obat) baru.
Ahli-ahli yang dianggap berjasa dalam mengembangkan farmakologi antara lain :
– Francois Magendie (1763-1855) yang mempelopori pendekatan eksperimental untuk mempelajari farmakologi maupun fisiologi.
– Claude Bernard (1813-1893) yang pertama kali menunjukkan dan menjelaskan bagaimana obat menimbulkan efeknya dalam tubuh.
Pada mulanya penggunaan obat dilakukan secara empirik dari tumbuhan, hanya berdasarkan pengalaman dan selanjutnya Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat bahwa untuk membuat sediaan obat perlu pengetahuan kandungan zat aktifnya dan dia membuat obat dari bahan yang sudah diketahui zat aktifnya.
Hippocrates (459-370 SM) yang dikenal dengan “bapak kedokteran” dalam praktek pengobatannya telah menggunakan lebih dari 200 jenis tumbuhan.
            Claudius Galen (200-129 SM) menghubungkan penyembuhan penyakit dengan teori kerja obat yang merupakan bidang ilmu farmakologi.
Selanjutnya Ibnu Sina (980-1037) telah menulis beberapa buku tentang metode pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan obat serta cara pembuatan sediaan obat seperti pil, supositoria, sirup dan menggabungkan pengetahuan pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani, India, Persia, dan Arab untuk menghasilkan pengobatan yang lebih baik.
            Johann Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil melakukan verifikasi efek farmakologi dan toksikologi obat pada hewan percobaan, ia mengatakan :”I pondered at length, finally I resolved to clarify the matter by experiment”. Ia adalah orang pertama yang melakukan penelitian farmakologi dan toksikologi pada hewan percobaan. Percobaan pada hewan merupakan uji praklinik yang sampai sekarang merupakan persyaratan sebelum obat diuji–coba secara klinik pada manusia. Institut Farmakologi pertama didirikan pada th 1847 oleh Rudolf Buchheim (1820-1879) di Universitas Dorpat (Estonia).
            Selanjutnya Oswald Schiedeberg (1838- 1921) bersama dengan pakar disiplin ilmu lain menghasilkan konsep fundamental dalam kerja obat meliputi reseptor obat, hubungan struktur dengan aktivitas dan toksisitas selektif. Konsep tersebut juga diperkuat oleh T. Frazer (1852-1921) di Scotlandia, J. Langley (1852-1925) di Inggris dan P. Ehrlich (1854-1915) di Jerman. Sumber obat Sampai akhir abad 19, obat merupakan produk organik atau anorganik dari tumbuhan yang dikeringkan atau segar, bahan hewan atau mineral yang aktif dalam penyembuhan penyakit tetapi dapat juga menimbulkan efek toksik bila dosisnya terlalu tinggi atau pada kondisi tertentu penderita.

v  Cabang-cabang Ilmu farmakologi
Ada beberapa cabang farmakologi,yakni :
FARMAKOKINETIKA
Studi tentang absorpsi, distribusi, dan biotransformasi serta eksresi (eliminasi)
Atau Pengaruh organisme hidup terhadap obat Atau Penanganan obat oleh organisme hidup
FARMAKODINAMIKA
Studi tentang tempat dan mekanisme kerja serta efek fisiologik dan biokimiawi obat pada organisme hidup Atau Pengaruh obat terhadap organisme hidup
FARMAKOTERAPI
Merupakan cabang ilmu farmakologi yang mempelajari penggunaan obat untuk pencegahan dan menyembuhkan penyakit
FARMAKOGNOSI
Cabang ilmu farmakologi yang mempelajari sifat-sifat tumbuhan dan bahan lain yang merupakan sumber obat
KHEMOTERAPI
Cabang ilmu farmakologi yang mempelajari pengobatan penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen termasuk pengobatan neoplasma
TOKSIKOLOGI
Ilmu yang mempelajari keracunan zat kimia termasuk obat, zat yang digunakan dalam rumah tangga, industri, maupun lingkungan hidup lain. Dalam cabang ini juga dipelajari cara pencegahan, pengenalan dan penanggulangan kasus-kasus keracunan
FARMASI
Suatu sistem yang memberikan pelayanan kesehatan dengan perhatian khusus pada pengetahuan tentang obat dan efeknya pada manusia dan hewan

v  DEFENISI dan JENIS OBAT 
Definisi obat                
•    Obat adalah zat kimia yang mempengaruhi proses kehidupan (Benet,1991)
•    Obat adalah substansi yang digunakan untuk merubah atau menyelidiki sistem fisiologi atau patologi untuk keuntungan si penerimanya (WHO,1966)
•    Obat dalam arti yang lebih spesifik setiap zat kimia selain makanan yang mempunyai pengaruh terhadap atau dapat menimbulkan efek pada organisme hidup
•    Obat Esensial
adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat terbanyak
•    Obat Generik
adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia (FI) untuk zat berkhasiat yang dikandungnya
•    Obat Paten
adalah obat dengan nama yang merupakan milik produsen yang bersangkutan
•    Obat Plasebo
adalah oabt buatan yang tidak mengandung zat berkhasiat atau obat yang tidak berkhasia.
•    Obat tradisional
adalah obat yang berasal dari bahan-bahan tumbuhan, hewan maupun mineral dari alam secara murni, yang dibuat dan diolah secara sederhana berdasarkan turun temurun, dimana efek, dosis dan bentuknya sangat bervariasi dalam penggunaannya



v  PENGGOLOGAN OABAT
Golongan oabat adalah penggolongan yang dimaksud untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi nya,
terdiri dari: 
•Obat bebas
Obat dijual bebas, tersebar diapotik sampai diwarung, mempunyai logo berwarna Hijau
•Obat Bebas Terbatas
Obat keras dengan batasan jumlah dan kadar isi berkhasiat dan harus ada tanda peringatan (P)
Dijual bebas mempunyai logo berwarna Biru
•Obat Keras (Daftar G = Gevaarijk = berbahaya)
Obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter, mempunyai logo berwarna Merah
•Obat Narkotika ( Daftar O = Opiat)
yaitu obat yang termasuk golongan narkotik dengan turunannya, psikotropik dan anastesi lokal maupun umum, untuk memperolehnya harus denagan resep dokter dan apotik wajib melaporkannya.



v  Asal obat
Obat diperoleh:
•    Tumbuhan ……….………Kuinin
•    Hewan ………………….. Insulin
•    Mineral………………….. Koalin
•    Mikroorganisme…………Penisilin
•    Sintesa…………………….Sulfonamida

v  SEDIAAN OBAT

Obat dapat diberikan dengan berbagai macam cara :
    Jika dikaitkan dengan saluran cerna, maka:
1.Enteral
    cara pemberian obat melalui jalur saluran cerna atau saluran oral-gastrointestinal, dimulai dari mulut sampai poros usus (rektum)
•   P.O
•   Sublingual
•   Rektal        

2. Parenteral
     Cara pemberian dengan menempatkan obat diluar saluran cerna, meliputi:
•    Topikal
•    Injeksi (intrsdermsl, subkutan, intramuskular, i.v. dsb.
•    Inhalasi
Jika dikaitkan dengan sistem vaskuler, pemberian obat dapat diklasifikasikan menjadi:
1.    Intravaskuler
        menempatkan obat langsung kedalam aliran darah (mis: i.v.)
2.  Ekstra-vaskuler
        pemberian atau penempatan obat diluar atau tidak langsung ke sistem aliran darah (mis: p.o.,i.m.,)
 Sediaan obat melalui oral
•    Bentuk obat padat
     a.  Tablet
            – Tablet kempa,
            – Tablet kunyah
            – Tablet salut :
     salut gula,  salut film polimer, salut enteric, salut yang tahan terhadap asam lambung, salut yang hanya hancur di usus.
            – Tablet efervesen : dilarutkan dalam air       
     b. Kapsul
            – Kapsul gelatin keras : ada wadah dan tutup
            – Kapsul gelatin lunak : Buatan pabrik  langsung
     c. Serbuk
            – serbuk terbagi : satu bungkus untuk satu dosis
            – serbuk tak terbagi : serbuk banyak seperti bedak
            – serbuk efervesen : dilarutkan dalam air
•    Bentuk obat cair
     a. Larutan             : jika tidak disebut lain pelarut adalah air
     b. Sirup      : larutan obat dalam larutan  gula
     c. Emulsi   : campuran dua zat yang tidak saling campur ( tipe                            
o/w atau w/o)
d. Suspensi oral : campuran obat padat terbagi halus yang terdispersi  dalam medium      cairan
v  Sediaan obat melalui parenteral
Wadah untuk larutan injeksi dapat berupa :
•         ampul, 1ml, 2ml, 5ml, 10ml.
•         Vial atau Flakon, tertutup karet atau alumunium
•         Botol infus, 500ml.
v  Macam bentuk sediaan parenteral
•         Berupa larutan dalam air
•         Larutan dalam minyak
•         Solutio petit (Mis: injeksi luminal)
•         Suspensi obat padat dalam aqua
•         Suspensi dalam minyak
•         Emulsi
•         Kristal steril yang dilarutkan dalam aqua steril
•         Cairan invus intravena
•         Cairan untuk diagnosa
Macam rute parenteral:
1. Injeksi intrakutan/intradermal:
        disuntikan sedikit ke dalam kulit
2. Injeksi subkutan/hipodermik :
        disuntikan dibawah kulit
3. Injeksi intramuskular :
        disuntikan kedalam otot
4. Injeksi intravena :
        disuntikan kedalam pembuluh vena
5. Injeksi intratekal/intraspinal/intradural :
        disuntikan kedalam sumsum tulang belakang
6. Injeksi intraperitonial:
     disuntikan kedalam perut, sudah jarang dilakukan
7. Injeksi peridural, ektradural, epidural:
     disuntikan ke lapisan penutup otak
8. Injeksi intrasisternal:
     disuntikan ke sumsum tulang belakang dasar otak
9. Injeksi intrakardial:
     disuntikan langsung ke dalam jantung
v  Penggunaan obat melaui inhalasi
Obat bentuk gas atau uap diabsorpsi sangat cepat melaui Hidung, Trachea,
Paru-paru, dan selaput lendir pada perjalanannya.
Cara lama: anestesi dituangkan pada kain kasa sebagai tutup hidung, uap yang ada diisap.
Cara medern : menggunakan tutup hidung dan dipasangkan ke mesin
v  Penggunaan obat melalui selaput lendir
•         Tablet bukal
•         Tablet sublingual
•         Permen larut dalam mulut
•         Tablet hipodermik
•         Tablet implantasi
•         Okulenta    : salap mata
•         Larutan mata
•         Suspensi hidung
*     Tetes hidung
*      Tetes telinga
*       Supositoria   : melalui dubur
*      Basila           : melalui saluran kencing
*      Tablet oval vagina
v  Penggunaan obat topical pada kulit
1.      Bentuk obat padat untuk penggunaan topikal adalah serbuk yang tujuannya menyerap lembab, mengurangi geseran antar dua lipatan kulit dan sebagai bahan pembawa obatnya.

2.    Bentuk obat cair untuk penggunan topical :
    sediaan basah seperti kompres, celupan dan  untuk mandi : larutan  Rivanol, larutan P.K  (Permanganas Kalicus) 
Lotion, digunakan untuk efek menyejukan, tidak digunakan pada luka berair
            Linimen, suatu larutan dalam alkohol atau minyak
3.  Bentuk obat semi/setengah padat pada penggunaan topical
            – salap, digunakan untuk kulit
            – krim, mengandung banyak air
            – pasta,
            – Jeli
4. Bentuk obat aerosol untuk penggunaan topical
            – Aerosol semprotan pembasah atau   permukaaan
            – Aerosol aliran semprotan
 - Aerosol busa

BAB III
KESIMPULAN
v  Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat.
v  Farmakodinamika mempelajari efek obat dalam tubuh atau jaringan hidup atau memelajari pengeruh obat terhadap fisiologi tubuh.
Jadi, macam – macam jenis farmakologi.
v   TOKSIKOLOGI,lmu yang mempelajari keracunan zat kimia termasuk obat, zat yang digunakan dalam rumah tangga, industri, maupun lingkungan hidup lain. Dalam cabang ini juga dipelajari cara pencegahan, pengenalan dan penanggulangan kasus-kasus keracunan
v  Obat adalah substansi yang digunakan untuk merubah atau menyelidiki sistem fisiologi atau patologi untuk keuntungan si penerimanya (WHO,1966)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar