Minggu, 09 Maret 2014

ILMU GALENIKA

MAKALAH GALENIKA
“INFUNDASI”


Kata Pengantar

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “INFUNDASI”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Ibu bidang studi GALENIKA yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.



BAB I
PENDAHULUAN

A.             Latar Belakang
          Istilah galenika berawal dari nama seorang tabib yunani yaitu Claudius Galenos (Galen) yang membuat sediaan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan sehingga munculah ilmu obat-obatan yang dinamakan galenika.
 Jadi, ilmu galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana yang dibuat dari alam (tumbuan dan hewan)
Secara umum pembuatan sediaan galenik adalah Mengolah bagiian tumbuhan yang mengandung obat menjadi simplisia atau bahan obat lainya.Setelahmenjadi simplisia obat-obat (bahan obat) tersebut di ambil dan di olah dalam bentuk sediaan (preparat) .Tujuan dari adanya sediaan galenika adalah:
1.     Memisahkan zat-zat esensial yang terkandung dalam simplisia dari  zat-zat lain yang di anggap kurang bermanfaat
2.         Membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai
3.         Agar obatobat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil dalam penyimpanan yang lama
4.         Untuk memenuhu tugas pelajaran Undang-Undang Kesehatan
5.         Untuk menambah wawasan para siswa-siswi tentang galenika
6.         Sebagai sarana belajar para siswa-siswi tentang galenika
Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau tumbuhan yang di ambil sarinya.
Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering.Cairan penyari masuk kedalam zat-zat berkhasiat utama dari pada simplisia yang akan di ambil sarinya,kemudian, zat berkhasiat tersebut akan terbawa larut dengan cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat berkhasiat dipisahkan dari bagian simplisia lain yang kurang bermanfaat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik diantaranya sebagai berikut:
1. Derajat kehalusan
Derajat kehalusan ini harus di sesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat yang terkandung tersebut untuk disari.semakin halus simplisianya itu akan mempermudah proses penyarian, ataupun sebaliknya semakin sukar disari maka simplisia harus di buat semakin halus.
2. Temperatur suhu dan lamanya waktu
Suhu harus di sesuaikan dengan sifat dari obat, apakah mudah menguap atau tidak, mudah tersari atau tidak
3. Bahan penyari dan cara menyari
Setiap simplisia atau bahan obat mempunyai cara dan bahan penyari yang berbeda-beda, Oleh karena itu cara ini harus di sesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia.
4. Konsentrasi/kepekatan
Pada umumnya untuk menentukan penggunaan cairan penyari mengacu/memperhatikan beberapa factor antara lain:
1. Mempunyai kelarutan zat dalam menstrum
2. Tidak menyebabkan simplisia menjasi rusak atau hilang zat berkhasiatnya
3. Harga yang ekonomis
4. Jenis sediaan yang akan di buat










BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Infundasi
           Merupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 90OC selama 15 menit. Infundasi merupakan penyarian yang umum dilakukan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan metode ini menghasilkan sari/ekstrak yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.
2.2  Sediaan yang dibuat dengan metode infundasi
          Infus / rebusan obat:sedian air yang dibuat dengan mengextraksi simplicia nabati  dengan air suhu 90° C selama 15 menit,yang mana extraksinya dilakukan secara infundasi  Penyarian adalah peristiwa memindahkan zat aktif yang semula di dalam  sel ditarik oleh cairan penyanyi sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari. Secara umum penyarian akan bertambah baik apabila permukaan simplisia yang bersentuhan semakin luas (Ansel, 1989).
Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada 90-980c selama 15 menit.
        Umumnya infus selalu dibuat dari simplisia yang mempunyai jaringan lunak,yang mengandung minyak atsiri,dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama.(Depkes RI.1979)
   Infus dibuat dengan cara :


1.       Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air 2 kali bobot bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan dan untuk karagen 10 kali bobot bahan.
2.      Bahan baku ditambah dengan air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu 900 – 980C. Umumnya untuk 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan. Pada simplisia tertentu tidak diambilo 10 bagian bahan. Hal ini di sebabkan karena:
a.      Kandungan simplisia kelarutannya terbatas, misalnya kulit kina digunakan 6 bagian.
b.      Disesuaikan dengan cara penggunaannya dalam pengobatan, misalnya daun kumis kucing, sekali minum infuse 100cc karena itu diambil 1/2 bagian.
c.       Berlendir, misalnya karagen digunakan 11/2 bagian
d.       Daya kerjanya keras, misalnya digitalis digunakan 1/2 bagian.
3.       Untuk memindahkan penyarian kadang-kadang perlu ditambah bahan kimia misalnya:
a.      Asam sitrat untuk infuse kina
b.       Kalium atau Natrium karbonat untuk infuse kelembak
4.      Penyaringan dilakukan pada saat cairan masih panas, kecuali bahan yang mengandung bahan yang mudah menguap.
5.      Simplisia yang digunakan untuk pembuatan infuse harus mempunyai derajat kehalusan tertentu.
a.      Derajat kahalusan (2/3), misalnya :
Daun kumis kucing, Daun sirih, Akar manis
b.      Derajat kehalusan (3/6), misalnya Rimpang jeringau, Akar kelembak
c.       Derajat kehalusan (6/8), misalnya :Rimpang lengkuas, Rimpang temulawak, Rimpang jahe
d.       Derajat kehalusan (8/24), misalnya Kulit kina

2.3          Cara Kerja Infundasi
Simplisia yang telah dihaluskan sesuai dengan derajat kehalusan yang telah ditetapkan dicampur dengan air secukupnya dalam sebuah panci. Kemudian dipanaskan dalam tangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu dalam panci mencapai 900C, sambil sekali-sekali diaduk. Infuse diserkai sewaktu masih panas melalui kain flannel. Untuk mencukupi kekurangan air, ditambahkan air mendidih melalui ampasnya. Infuse simplisia yang mengandung minyak atsiri harus diserkai setelah dingin. Infuse asam jawa dan simplisia yang berlendir tidak boleh diperas. Infuse kulit kina biasanya ditambah dengan asam sitrat sepersepuluh dari bobot simplisia. Asam jawa sebelum dipakai dibuang bijinya dan sebelum direbus dibuat massaseperti bubur. Buah adas dan dan buah adas manis dipecah terlebih dahulu.
2.4 Keuntungan Dan kekurangan Metode Infundasi
a.      .Keuntungan
            1. Unit alat yang dipakai sederhana,
             2. Biaya operasionalnya relatif rendah
b.  Kerugian
1.      zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali,apabila kelarutannya sudah mendingin.(lewat jenuh)
2.      hilangnya zat-zat atsiri
3.      adanya zat-zat yang tidak tahan panas lama,dismping itu simplisia yang mengandung zat-zat albumin tentunya zat ini akan menggumpal dan menyukarkan penarikan zat-zat berkhasiat tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
1.      infundasi merupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 90OC selama 15 menit
2.      sediaan galenika yang diekstraksi dengan menggunakan metode infundasi adalah infusa
3.      prinsip kerja dari metode infundasi adalah proses pemanasan dengan cairan penyarinya adalah air





DAFTAR PUSTAKA

Djoko Hargono,Dkk.1986.Sediaan Galenika.Jakarta:widya Bhakti
Departemen Kesehatan RI.1979.Farmakope Indonesia Edisi III.Jakarta

http://Muh.NurSyamsi.blogspot.com/2010/03/preparat-galenika.html.Diakses pada tanggal 13 april 2012


http://nunuunuruul.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar